Role Model
Di masa lalu, tentunya kita pernah mengidolakan seseorang karena kharismanya atau kepiawaiannya dalam suatu hal. Bahkan hingga kini pun, masing-masing dari kita masih memiliki sosok idola. Beragam idola menyatu dengan kehidupan kita; apakah mereka berprofesi sebagai aktor, tokoh, politisi, atasan (rekan kerja?), atau bahkan keluarga. Idola mampu menginspirasi cara berpikir hingga mengubah banyak hal dalam hidup. Kita senang ketika idola kita bersinar, sebaliknya kita akan sedih apabila idola kita terpuruk karena suatu kasus atau bahkan meninggal.
Fenomena itu tak lepas dari fase-fase perkembangan, salah satunya melalui tahapan pencarian identitas diri. Identitas diri adalah suatu proses dalam memperjelas dan mengintegrasikan diri sendiri sebagai satu individu yang tersendiri dan utuh. Pemahaman lebih rinci dijelaskan oleh Erikson (1963) yang menyatakan bahwa identitas diri adalah cara seorang individu menata semua identifikasi, sifat-sifat, hasrat dalam orientasi yang dipercaya individu paling mewakili dirinya.
Oleh karena pencarian identitas diri berlangsung sepanjang hidup, kita seringkali mengintegrasikan berbagai informasi dan melakukan tindakan "imitasi" atas apa yang kita lihat, dengar, dan rasakan. Lebih-lebih bila itu muncul dari tokoh idola kita. Mereka merubah banyak cara berpikir kita.
Lalu bagaimana bila kita adalah orang yang diidolakan oleh orang lain?. Bagaimana bila mereka adalah junior kita, bawahan, atau siapapun mereka?.
Mengetahui bahwa kita menjadi bagian dari kehidupan mereka menjadikan kita perlu untuk melakukan introspeksi diri dan berusaha menjadi teladan yang lebih inspiratif.
Saya sedang berusaha, bagaimana dengan anda?
Komentar
Posting Komentar