Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

TANTRUM

Tantrum (atau tantrum temper) adalah ledakan emosi, biasanya dikaitkan dengan anak-anak atau orang-orang dalam kesulitan emosional, yang biasanya ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, menjerit-jerit, pembangkangan, mengomel marah, resistensi terhadap upaya untuk menenangkan dan, dalam beberapa kasus, kekerasan. Kendali fisik bisa hilang, orang tersebut mungkin tidak dapat tetap diam, dan bahkan jika "tujuan" orang tersebut dipenuhi dia mun gkin tetap tidak tenang (Wikipedia, terjemahan bebas). Terkait dengan definisi di atas, ada ungkapan yang sering kita dengar dalam bahasa asing yang intinya kurang lebih seperti ini: " Janganlah bingung antara kepribadianku dan sikapku, kepribadianku adalah tentang siapa aku, sedangkan sikapku adalah tergantung bagaimana caramu memperlakukanku ". Keren euy, tapi, ketika kita mengatakan bahwa sikap kita tergantung bagaimana orang lain memperlakukan kita, bukankah ini seperti kita membiarkan ora

Keberhasilan = Kemampuan X Usaha X Sikap Mental Positif

S etidaknya itu adalah salah satu rumus kehidupan dari buku yang sempat saya baca, sebuah karya dari salah satu pebisnis real estate di Jakarta. Awalnya buku itu teronggok di sudut meja kerja tanpa terpikir untuk membacanya, ah terlalu tebal dan biasanya saya kurang suka dengan otobiografi. Buku bersampul merah dengan latar foto yang empunya (Ir. Bambang Soemantri: Jalan Kesuksesan Hidup) rupanya secara curang telah menyihir saya untuk membacanya, barangkali memang logo perusahaan yang mirip huruf Tionghoa itu ada sisi magisnya, dan buktinya saya menjadi salah satu yang tersihir itu. Apa enaknya membaca otobiografi, di kamar bahkan ada sederet buku serupa, misalkan saja karya T.P. Rachmat, Jacob Oetama, Si Anak Singkong, dan Sebutir Telur karya pak Soekarjo. Isinya sama, rata-rata bercerita tentang nilai-nilai hidup dan ketekunan. Tetapi, sebagai buku otobiografi pertama, pemikiran pak Soemantri agaknya mempengaruhi arah gerak pemikiranku. Kala itu, pak Soemantri menjabarkan bahwa