TEROR MUKENA POCONG di MALAM JUM'AT



Cerita ini sebenernya sudah lama, dulu waktu saya masih SMP kejadianya . Kenapa saya ingin angkat tulisan ini karena kalau keingetan tuh bawaanya ketawa terus. Setisp inget, di bus, di Kereta, ataupun di motor pasti ketawa. Di jalan pun ketawa dan maaf-maaf kata, amit amit kan kalo dikira tidak waras walaupun kuliah psikologi juga berobat jalan sih (Ups..... keceplosan ). Oke lah, kita start aja ceritanya, karena saya tau kamu juga penasaran seperti apa ceritanya. Anggap saja ini penebusan dosa hehe

Alkisah disuatu tempat antah berantah (baca: rumah saya ) , nyokap, bokap dan adek yang waktu itu masih musuh bebuyutan (Edi nyadar tidak ya kalau kita sering bertengkar) ngikut pergi entah kemana ( saya lupa, intinya rumah saya kosong dan saya sendirian dirumah). Saat itu tuh masih sama hebohnya seperti sekarang ini, ada geng-geng-an segala. malah rumah saya jadi sasaran basecamp teman-teman mumpung rumah sepi. Alhasil rumah saya mirip adegan pesta narkoba level 3 , nah bayangin saja......kamar saya diacak-acak gerombolan tikus rawa (menggambarkan teman-teman saya yang super duper payah; oprekk-oprek kamar). Ada yang nyetel musik, cetak-cetekin lampu ala-ala diskotik, ketawa ketiwi main kartu remi........aih, pokoknya kalau saat itu nyokap tau mah matee deh saya. 

Setelah beberapa saat main di dalam rumah, saya dan teman-teman merasa bosan dengan keadaan saat itu. Akhirnya kami memiliki ide gila untuk ngerjain temen-temen geng lain yang ngumpul di salah satu rumah deket rumah saya juga. Rencana kami susun dan mulai beraksi. Saya ambil mukena milik nyokap, dan tidak tanggung-tanggung  dua buah sekaligus. Itu mukena kan putih, jadi sesuai dengan rencana kami. Tak lupa saya mengambil bedak milik nyokap untuk mendukung performa saya dan teman-teman malam itu. Simpel, tapi penuh intrik. Bukan mau mangkal ya, sumpah bukan loh tapi memang sudah dapet pesenan, wkwkwkwk ( becanda deh ).

Selang beberapa saat, saya dan teman saya (sebut aja inisialnya Emen) langsung tuh memakai mukena dan wajah kami dibedakin agar bergaya ala-ala pocong (silahkan dibayangkan; bahkan saya sendiri tidak berani menatap wajah saya di cermin haha). Ditemenin dua orang lainya , kami berempat jingkrak-jingkrak menuju rumah target. Suasana tuh sepi (saya kira sekitar pukul 01.00 pagi), gelap dan diiringi remang-remang cahaya bulan purnama (saat itu desa kami masih minim lampu penerangan). Sesampainya disamping rumah target (kebetulan tidak tinggi pagernya), saya menyuruh teman saya untuk mengetok jendela ruang tamu di mana mereka berkumpul dan bercengkrama.

Action : 

Suasana rumah target saat itu masih ramai , lalu si Emen melancarkan aksinya dengan mengetuk jendela 'Tok....'Tok....'Tok. Selesai itu, si Emen langsung melancarkan aksi berikutnya alias ngibrit kabur. Tak perlu menunggu waktu lama, pintu rumah dibuka oleh mereka (target) , dan sesuai rencana...kosong ..... tidak ada apa-apa bahkan jejak yang kami tinggalkan pun nihil. Saya menggerutu iseng “dasar dodol... orang yang diketok jendela malah yang dibuka pintu”. Mereka pun kemudian asik bercanda ria lagi (sebenernya sih saya yakin mereka sudah mulai parno).

Berikutnya giliran saya yang beraksi, saya mengikuti jejak si Emen dengan mengetuk jendela rumah target dengan agak keras ' Tok.......'Tok......'Tok.  Lalu saya juga ngibrit lari (takut dilempar batu). Jendela kali ini dibuka (kali ini agak pinter mikirnya), seperti biasa lagi-lagi kosong tidak ada jejak yang tersisa. Mereka sepertinya mulai tidak tenang, terbukti dengan kegaduhan yang kami dengar perihal ketokan misterius yang mereka alami. Saya kira keadaan semakin mencekam untuk mereka, apalagi hal-hal yang berbau mistis masih melekat kuat di kalangan masyarakat pedesaan.

Berikutnya, untuk ketiga kalinya saya melancarkan aksi dengan mengetuk jendela kembali 'Tok.....'Tok.......'Tok. Kali ini saya tidak lari dan berdiri di depan jendela, BERDIRI bak POCONG , melotot n kaku. Apa reaksi mereka, ketika tiba-tiba melihat sosok putih yang diasosiasikan pocong, mukanya putih, malam jum'at pula. “whoaaaaaaa .... Mereka histeris sejadi-jadinya, apalagi orang yang kebetulan membuka pintu. Saya paham mereka juga penasaran dengan sosok yang mengetuk, terlihat dari caranya yang sigap dalam membuka jendela. Tapi apa yang terlihat tidak sesuai diharapkan. Alih-alih memergoki si tukang usil malah yang nampak pocongan. Saking histerisnya, sampai ia berteriak “Po...Po...Pocoooooonggg, hoooaaaaa” (sumpah tidak bohong , cuman ditambahin efek sedikit, hehehe).

Saya masih mendengar mereka panik sejadi-jadinya, sehingga saya jadi leluasa untuk jingkrak-jingkrak ninggalin mereka sambil menahan tawa ngikik bersama ketiga temen saya. Dari tempat persembunyian yang aman, kami mengawasi reaksi mereka. Lamaaaa sekali tidak ada yang keluar rumah untuk meriksa keadaan (iyalah, panik kan musuh utama keberanian). Sementara saya dari jauh bersama temen-temen sudah ketawa cekikikan liat polah mereka. “YES.......sukses”  kata saya. Kami pun pulang ke rumah dan menikmati kemenangan kami.

***
Keesokan harinya, saya seolah-olah tidak mengetahui kejadian semalam dan secara wajar berkumpul dengan korban saya. Mereka bercerita mengenai perihal POCONG yang semalam mereka alami, dan tidak tanggung-tanggung mereka langsung sampaikan ke ketua RW (eh buset, ... jadi serius). Malah sampai hendak diadain ronda segala. Waduh, saya dan temen-teman jadi takut kan kalau harus mengaku dosa.  Alhasil sampai saat ini tuh korban tidak tahu kalau peristiwa pocong yang menggemparkan adalah hasil dari kenakalan kami hihihi.

Tapi rahasia kan tidak boleh disimpan sampai mati, nanti saya bisa-bisa gentayangan dan malah jadi pocong beneran. So, saya putuskan untuk menulis pengakuan dosa di blog saja. Kan sudah tidak ada rahasia lagi ya, apalagi selama ini (sebelum nulis cerita) saya sudah cukup kena kutukan soalnya, itu loh.....ketawa kalo inget cerita ini. Pokoknya di mana tempat, kalo inget pasti ketawa (tapi pelan kok ketawanya, kan sudah berobat jalan sewaktu kuliah). Buat teman saya yang tidak boleh disebut namanya (takut kualat), maafin saya ya. Kalo kamu baca blog ini, nanti misteri teka-teki pocong selama bertahun-tahun yang lalu bakal bakal terbongkar deh, wheheheheehe. Piss ya..........bukan pipis  ^_^

# Salam jahil






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Panji: Representasi Laku Orang Jawa

HEBOH : SULIT TIDUR